Friday, February 27, 2015

Focus;

Will Smith memerankan Nicky Spurgeon, seorang penipu ulung yang kayaknya memang dilahirkan untuk menipu orang lain secara diam-diam, mulai dari mencopet, taruhan hingga mencuri rahasia orang lain. Pertemuannya dengan Jess Barrett (Margot Robbie) tampaknya membuat ia kehilangan fokus, padahal ia sedang mempersiapkan sebuah aktivitas pencurian masif dalam sebuah event yang mirip super bowl di New Orleans. Jess juga seorang penipu tapi kelas teri dan Nicky mengajarinya tentang dunia copet mencopet agar Jess lebih mahir lagi. Pencopetan besar-besaran yang dilakukan Nicky di stadion olahraga itu menjadi puncak hubungan mereka berdua, demi pekerjaannya akhirnya Nicky meninggalkan Jess begitu saja tanpa penjelasan apapun. Pertemuan mereka 3 tahun kemudian di Buenos Aires menjadi sebuah permainan tipu menipu yang menarik sekaligus mematikan.


Film Focus ini ditulis dan disutradarai 2 orang, Glenn Ficarra dan John Requa. Menurut saya film ini cukup cerdas dalam mengejek film dengan genre con-man, ketika film lain sibuk membuat aksi terakhir dengan hasil yang sangat besar supaya sang con-man bisa berlibur disuatu tempat dan hidup bahagia, Nicky malah mengatakan bahwa yang seperti itu cuma khayalan, biarpun hasilnya kecil yang penting sering sehingga mereka selalu memiliki pemasukan. Will Smith tampil prima dan begitu juga dengan Margot Robbie, chemistry mereka dilayar sangat baik. Adrian Martinez tampil menonjol dengan memerankan Farhad yang 'unik'. Overall film ini cukup menarik meski terasa kurang greget dibagian akhir dan bersiaplah untuk kecele berkali-kali karena banyak sekali twist di film ini yang bisa menipu para penontonnya.

It scores 7 outta 10!


Wednesday, February 25, 2015

Mortdecai; Capt. Sparrow with new mustache

Charlie Mortdecai (Johnny Depp) adalah seorang dealer benda seni yang tinggal di sebuah mansion di Inggris, beristrikan seorang wanita cantik bernama Johanna (Gwyneth Paltrow) dan memiliki seorang pelayan pria bernama Jock Strapp (Paul Bettany) yang sangat terampil dalam segala hal (terutama urusan sex). Ketika sebuah lukisan karya Goya hilang dicuri, inspektur Martland (Ewan McGregor) meminta bantuan Mortdecai untuk menemukannya, tentu saja dengan profit sharing yang telah disepakati karena Mortdecai hampir bangkrut. Pencarian yang dilakukan Mortdecai berbuntut panjang dan menyangkut konflik internasional serta membahayakan nyawanya serta istri tercinta.


Film ini diangkat dari sebuah buku karya Kyril Bonfiglioli yang berjudul "Don't Point That Thing at Me" yang merupakan buku pertama dari trilogi Mortdecai. Sutradara David Koepp pernah bekerja sama dengan Depp dalam film thriller berjudul Secret Window, kini mereka kembali bekerjasama dengan genre yang berbeda. Mortdecai adalah film komedi dengan sedikit aksi (thanks to Jock), hanya saja hasilnya bisa dibilang cukup membosankan. Memang ada beberapa bagian yang lucu tapi mudah dilupakan. Yang sulit dilupakan hanya satu, kumis Mortdecai yang tampil prima disepanjang film. Bicara penampilan, akting Depp mengingatkan saya (lagi) pada karakter Jack Sparrow, hanya saja tanpa kostum bajak laut. Paul Bettany tampil mengesankan sebagai pelayan Mortdecai dan lainnya biasa saja. Overall film yang penuh kekonyolan ala Johnny Depp ini mungkin bisa menghibur Anda tapi hanya sesaat, malah mungkin bayangan kapten Jack Sparrow malah akan hadir dibenak Anda menggantikan tokoh Mortdecai yang sama konyolnya.

It scores 5 outta 10!


Friday, February 20, 2015

Unbroken ; Zamperini vs Japanese

Angelina Jolie ternyata bukan hanya aktris yang handal tapi juga bisa membuktikan bahwa dirinya bisa menjadi sutradara yang perlu diperhitungkan, buktinya adalah film Unbroken. Film ini mengisahkan tentang kehidupan Louis Zamperini, diperankan oleh Jack O'Connel,  seorang atlit lari jarak jauh yang pernah ikut Olimpiade tahun 1936 di Berlin Jerman, terdampar di laut pasifik selama 47 hari dan menjadi tawanan perang tentara Jepang selama 2 tahun saat perang dunia kedua.


Naskah film ini melibatkan duo Joel & Ethan Coen (salah dua filmmaker favorit saya) sehingga menghasilkan kisah yang enak untuk dinikmati dari awal hingga akhir. Jolie saya anggap berhasil mempresentasikan sebuah perjalanan hidup yang bisa menginspirasi para penontonnya, meskipun entah kenapa gaya film ini mengingatkan saya pada karya Steven Spielberg. Visualisasinya enak dilihat dan production design nya sangat apik. Jack O'Connell dan semua pemain pendukung film ini tampil dengan prima. Meskipun ada beberapa plot holes namun hal itu tidak akan mengganggu kisah secara keseluruhan, mungkin Anda perlu membaca buku biografinya jika ingin mengetahui lebih detail tentang Louis Zamperini. Jadi.. Jika Anda merasa jadi orang paling merana didunia, maka Anda perlu menyaksikan film ini dan belajar dari Zamperini tentang perjuangan (untuk) hidup.

It score 8 outta 10!


Monday, February 16, 2015

Kingsman: The Secret Service ; 007's smart spoof

Anda suka nonton film James Bond, Jason Bourne dan Jack Bauer? Well..  This is not that kind of movie! Meskipun tiga kisah spionase itu menjadi referensi dalam film besutan Matthew Vaughn yang terbaru berjudul Kingsman: The Secret Service. Harry Hat (Colin Firth) alias Galahad kehilangan apprentice bernama Lancelot saat menjalankan misi rahasia. Kini ia mencari pengganti yang cocok dan ia menemukannya dalam diri putra Lancelot bernama Eggsy (Taron Egerton). Garry 'Eggsy' Unwin adalah pemuda berandal yang susah diatur meskipun pernah punya prestasi yang bagus dimasa lalu. Sejak kematian ayahnya, Eggsy menjadi anak yang salah pergaulan, namun Harry yakin pada potensi yang dimiliki Eggsy dan menawarkan pelatihan agen rahasia Kingsman. Pelatihan yang dilakukan dibawah pengawasan Merlin (Mark Strong) tidaklah mudah karena jika mereka gagal, nyawa yang menjadi taruhannya. Sementara itu Harry sedang disibukkan dengan sebuah kasus hilangnya orang-orang kaya dan penting diseluruh dunia (termasuk Iggy Azalea??) yang disinyalir perbuatan dari Ricmond Valentine (Samuel L. Jackson). Valentine berniat untuk menyelamatkan planet Bumi dengan cara 'menyisakan' manusia-manusia yang berguna dan 'melenyapkan' sisanya dengan membunuh mereka semua menggunakan sim card yang dibagikan gratis. Kini masa depan dunia ada dipundak agen-agen Kingsman baik yang senior seperti Harry dan Merlin maupun yang Junior seperti Eggsy, sialnya ternyata Eggsy tidak lulus pelatihan demi seekor anjing.


Film ini merupakan adaptasi bebas dari komik berjudul 'The Secret Service' karya Dave Gibbons dan Mark Millar. Jujur saja, saya merasa film ini mengolok-olok film-film James Bond tapi dengan cara yang cerdas dan stylish. Visualisasinya memukau terutama koreografi adegan aksinya, penceritaan yang disajikan pun sangat menarik,  ada drama, komedi dan action, semua mengalir dengan baik dan enak untuk dinikmati dari awal hingga akhir. Performa semua pemain sangat bagus terutama Colin Firth yang penampilannya gak kalah apik dari James Bond, dan ia dulu pernah disebut-sebut sebagai kandidat pemeran agen rahasia 007. Mark Hamill yang namanya muncul di komiknya juga ikut tampil sebagai cameo (jika Anda bisa mengenalinya). Firth, Strong dan Jackson terlihat sangat enjoy dengan peran mereka di film ini. Overall film Kingsman ini jelas lebih brutal dari film - film 007 dan jadi salah satu hiburan paling seru yang pernah saya lihat...

It scores 8 outta 10!


Sunday, February 15, 2015

Stonehearst Asylum; crazies takes over

Film Stonehearst Asylum karya sutradara Brad Anderson ini dadasari pada sebuah kisah cerpen klasik karya Edgar Allan Poe yang berjudul 'The System of Doctor Tarr and Professor Fether" yang diterbitkan tahun 1845. Bersetting tahun 1899 di daerah Inggris, Dr. Edward Newgate (Jim Sturgess) datang ke Stonehearst Asylum, sebuah rumah sakit jiwa yang jauh dari mana-mana untuk belajar dan memperdalam ilmu kejiwaan yang sedang ia pelajari. Dengan persetujuan pimpinan RSJ Dr. Silas Lamb (Ben Kingley), Edward diperbolehkan belajar di tempat yang menurutnya aneh ini, karena metode yang digunakan Dr. Lamb sangat berbeda dengan metode RSJ lainnya. Pertemuannya dengan Eliza Graves (kate Beckinsale) membuat Edward jatuh cinta dan setelah mengetahui bahwa ada yang salah dengan RSJ ini, ia mengajak Eliza untuk kabur, hanya saja Dr. Lamb tidak tinggal diam dan menyuruh anak buahnya untuk tidak membiarkan siapapun keluar dari Stonehearst Asylum hidup-hidup.
Untuk sebuah film bergenre thriller, film ini cukup menarik terutama dari segi visual yang menggambarkan kondisi awal abad 19. Penampilan para bintangnya yang cukup baik tidak dibarengi dengan penceritaan yang apik, kisahnya yang bertele-tele bisa membuat penonton kebosanan dan misteri yang ditampilkan juga kayaknya tidak bisa membuat kita terpaku. Yang menarik adalah plot twist di akhir film ini, saya yakin sebagian besar orang Indonesia sangat familiar dengan twist yang satu ini karena sering kali ditampilkan oleh group Srimulat maupun acara komedi lainnya. So.. lelucon tentang pasien rumah sakit jiwa ala Srimulat ternyata sudah ada sejak tahun 1845 dan kisah Edgar Allan Poe ini adalah buktinya meskipun kisah aslinya ini jauh dari lucu...

It scores 5 outta 10!


Friday, February 13, 2015

13 Sins; very deadly game

Film 13 Sins rilis di Amerika pertengahan tahun 2014 lalu, saya gak tahu kapan rilis di Indonesia tapi yang pasti film horor yang satu ini perlu Anda saksikan. Elliot (Mark Webber) kehilangan pekerjaannya dan membutuhkan banyak uang, apalagi kini tunangannya (Rutina Wesley) sedang hamil. Suatu malam ia ditelepon orang tak dikenal dan menawarkan uang 1000 dolar jika ia mau membunuh seekor lalat dan itu adalah tantangan ke 1. Tantangan ke 2 adalah memakan lalat yang tadi ia bunuh dengan imbalan 3000 dolar lebih. Elliot lalu diberi pilihan, ia sudah menyelesaikan 2 dari 13 tantangan yang ditawarkan,  ia bisa lanjut hingga selesai dengan hadiah total lebih dari 5 juta dolar atau  berhenti dan semua uangnya akan hangus. Anda pasti tau pilihan mana yang diambil Elliot, masalahnya adalah makin lama tantangannya makin berbahaya.


The truth is... This movie is a good time waster. Sutradara Daniel Stamm mampu menyuguhkan sebuah dark comedy thriller yang konsisten selama kurang lebih 90 menit. Meskipun banyak plot holes, terutama yang menyangkut siapa pihak yang memberikan instruksi lewat telepon, performa apik Mark Webber akan membuat Anda melupakan semua hal itu untuk sementara. Setelah filmnya selesai barulah Anda akan bertanya-tanya siapa sih yang telepon? Untuk sementara gak usah dipikirin dulu.. Just sit back and enjoy the thrill...

It scores 6 outta 10!


Sunday, February 8, 2015

Jupiter Ascending; Brainless SciFi


Jupiter Jones (Mila Kunis) adalah wanita muda dengan kehidupan yang jauh dari istimewa, ia dan ibunya serta keluarga besarnya bekerja setiap hari membersihkan rumah orang lain alias pembantu rumah tangga. Suatu hari ia ingin menjual sel telurnya demi mendapatkan tambahan uang namun ia malah ingin dibunuh oleh sekelompok alien di klinik tersebut. Caine Wise (Channing Tatum) berhasil menyelamatkan nyawanya dan mengatakan bahwa hidup Jones mulai sekarang akan berubah.


Duo sutradara Wachowski merupakan salah satu favorit saya, untuk urusan science fiction mereka termasuk jagonya, lihat saja The Matrix dan Cloud Atlas yang cukup berbobot. Sayangnya Jupiter Ascending belum layak untuk disebut berbobot. Dari segi visual film ini sangat menyenangkan untuk dilihat, spesial efeknya benar-benar luar biasa tapi ceritanya benar-benar brainless. Scope yang megah layaknya Star Wars jadi terasa hampa kalo ceritanya gak enak untuk diikuti karena banyak plot holes dimana-mana. Overall.. film ini hanya enak untuk jadi hiburan untuk mata Anda sesaat, bukan untuk dikenang apalagi didiskusikan. Kecuali Anda penggemar berat Channing Tatum yang menantikannya berkelahi sambil telanjang dada...

It scores 5 outta 10!

Friday, February 6, 2015

Project Almanac; time travel to party


Kisah time travel selalu menarik perhatian saya, yang paling memorable buat saya pribadi tentu saja Back To The Future, bahkan seri The Terminator, Bill & Ted Excellent Adventure dan Looper dijadikan semacam acuan dalam film berjudul Project Almanac karya sutradara pemula Dean Israelite. David Raskin (Jonny Weston) adalah seorang pemuda pintar yang ingin kuliah MIT setelah lulus SMU, agar bisa mendapat beasiswa ia mencoba mempresentasikan inovasi yang ia buat dalam bentuk video. So.. semua tampilan di film ini muncul dengan konsep found footage. Sebuah blue print milik ayah David ditemukan di basement dan ternyata blue print ini merupakan petunjuk untuk membuat sebuah mesin waktu, maka mulailah David dan kawan-kawannya merakit mesin tersebut yang ujung-ujung nanti akan merubah kehidupan mereka.


Bila film acuan yang saya sebutkan tadi termasuk bagus, maka hal yang sama tidak bisa dikatakan untuk film Project Almanac. Sebenarnya premisnya menjanjikan dan paruh pertama film ini menurut saya sangat lumayan, hanya saja penulis Andrew Deutschman dan Jason Pagan tidak bisa mempertahankan kualitas cerita dipertengahan hingga akhir sehingga membuat saya kebosanan. Apa yang Anda lakukan bila punya mesin waktu dan bisa kembali ke masa lalu? Well.. berhubung film ini diproduksi MTV Films maka jawaban yang ditawarkan adalah nonton konser yang terlewatkan, ikut lotere dan menggunakan kesempatan yang pernah digagalkan untuk mendapatkan gadis idaman. Berhubung mereka masih SMU, alasan-alasan itu cukup logis namun efek samping time travel kurang dibahas secara optimal seperti di film The Butterfly Effect. Overall tidak ada yang istimewa dari film yang diproduseri oleh Michael Bay ini dan seandainya saya punya mesin waktu maka saya akan kembali dan mengurungkan niat saya untuk nonton film ini..

It scores 4 outta 10!

Thursday, February 5, 2015

Wild Card; Leaving Las Vegas


Come on... apa sih yang Anda harapkan dari Jason Statham? Ya sudah pasti aksinya bukan? Begitu juga saya ketika menyaksikan film Wild Card besutan sutradara Simon West ini. Statham memerankan Nick Wild, seorang konsultan keamanan di kota judi Las Vegas. Seorang pemuda bernama Cyrus Kinnick (Michael Angarano) menyewa jasa Nick untuk mengawasinya selama ikut berjudi di Vegas agar ia merasa aman. Selain itu Nick juga memiliki pekerjaan lain yang seharusnya ia abaikan, membantu Holly (Dominik Garcia-Lorido) menemukan pria bejat yang telah memperkosa dan menyiksanya hingga masuk IGD. Masalahnya pria yang dicari Holly adalah seorang gangster bernama Danny DeMarco (Milo Ventimiglia) dan berurusan dengan DeMarco sama saja menyetor nyawa. Padahal Nick sangat ingin pergi dari Las Vegas dan berlayar di Corsica.


Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, saya mengharapkan sebuah film aksi yang seru layaknya ketika Statham bekerja sama dengan sutradara Simon West dalam film The Expendables 2, atau ketika Simon West membuat film Con Air yang masih teringat dibenak saya hingga sekarang dan ternyata saya kecele. Film Wild Card minim adegan aksi, mungkin lebih tepat disebut film drama dan untuk sebuah film drama, Wild Card termasuk kategori yang membosankan, kecuali saat Stanley Tucci tampil sesaat sebagai Baby, penguasa Las Vegas dan adegan penutup ketika Nick menghajar habis-habisan gangster DeMarco dengan cepat dan singkat (durasinya). Kisah film ini diangkat dari novel berjudul Heat karya William Goldman yang rilis tahun 1985 dan pernah dibuat filmnya tahun 1986 dengan bintang utama Burt Reynolds. Jika Anda suka genre drama mungkin lebih baik menyaksikan versi yang dibintangi Burt Reynolds yang harusnya punya kualitas akting yang lebih baik.

It scores 4 outta 10!

Monday, February 2, 2015

Foxcather; Beautiful psychological thriller


Mark (Channing tatum) dan Dave Schultz (Mark Ruffalo) adalah kakak beradik pemenang medali emas Olimpiade tahun 1984 dicabang gulat. Mereka berdua ingin sekali kembali menjadi juara pada Olimpade berikutnya tahun 1988 yang akan diadakan di Seoul, Korea Selatan. Keinginan mereka ini rupanya sejalan dengan mimpi salah seorang pria yang paling kaya diAmerika pada saat itu, John E. DuPont (Steve Carell). John bersedia membiayai latihan Mark dan menanggung semua biaya bagi team gulat Amerika yang akan bertanding di Olimpiade nanti, Team Foxcather asuhan John bertekad untuk menjadi juara dan mengharumkan nama Amerika dicabang olahraga yang banyak dipandang sebelah mata ini. Sayangnya penyakit mental yang diderita John akan membuat hidup mereka berantakan.


Sutradara Bennet Miller membuat film ini berdasarkan buku karya Mark Schultz "Foxcather: The True Story of My Brother's Murder, John DuPont's Madness and The Quest for Olympic Gold". So yes.. it's a true story! And believe me, there's something creepy about this John DuPont... Dan hal itu terjadi berkat akting gemilang Steve Carell. Biasanya saya lebih banyak tertawa menyaksikan Carell karena memang dia adalah seorang komedian, tapi kali ini ia bisa menampilkan sebuah karakter yang kompleks dan mentally ill dengan sangat baik sehingga membuat saya sedikit merinding. Perhatikan sorot matanya (dan lupakan hidungnya untuk sementara) ketika ia sedang tampil dilayar, Anda akan lupa bahwa ia adalah seorang pelawak. Itu sebabnya ia dinominasikan untuk piala Oscar sebagai aktor terbaik. Selain Carell, Channing Tatum dan Mark Ruffalo juga tampil memikat, bahkan Ruffalo juga dinominasikan sebagai aktor pendukung terbaik untuk peran Dave Schultz di film ini. Kombinasi dari 3 penampilan memukau ini menghasilkan tontonan yang sangat memikat, kecuali jika Anda bukan penggemar kisah drama karena Anda akan mengantuk dibuatnya.


It scores 8 outta 10!