Monday, July 29, 2013

The Conjuring: a nod to classic horror



Ed dan Lorraine Warren merupakan pasangan yang giat meneliti dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan supranatural di Amerika. Bagi Anda yang suka menyaksikan serial Scariest Places On Earth di tivi kabel pasti tahu siapa mereka. Mereka memang pasangan yang cukup terkenal di Amerika dengan sebutan Ghost Hunters, meskipun kini Lorraine bekerja sendiri karena Ed sudah meninggal tahun 2006 lalu, sudah banyak buku dan laporan serta video yang mereka hasilkan terkait dengan penyelidikan aktifitas paranormal yang mereka alami dan salah satu yang paling populer adalah The Amityville Horror. Kini salah satu kasus yang paling menakutkan yang pernah dialami pasangan Warren difilmkan dengan judul The Conjuring, disutradarai oleh James Wan dan pasangan Warren diperankan oleh Patrick Wilson dan Vera Farmiga. Roger Perron (Ron Livingston) dan istrinya Carolyn (Lili Taylor) beserta 5 orang putrinya pindah ke sebuah rumah yang baru mereka beli di daerah agak terpencil di Harrisville dan ternyata rumah ini memiliki sejarah yang berdarah-darah. Makin lama gangguan yang muncul semakin sering frekuensinya dan menakutkan. Keluarga Perron meminta bantuan pasangan Warren untuk mengusir hantu yang ada dirumah mereka, hanya saja ternyata makhluk halus yang mendiami rumah Perron tidak mudah disingkirkan begitu saja karena tujuannya adalah membunuh keluarga Perron, bahkan nyawa putri pasangan Warren juga terancam. Sutradara James Wan cukup piawai untuk urusan thriller dan pernah menggarap film SAW yang pertama dan Insidious (sequelnya akan keluar akhir tahun 2013 yang juga dibintangi Patrick Wilson). Sebenarnya sih agak mirip dengan film Insidious hanya saja Wan lebih telaten dan melakukan improvement yang baik (untuk genre horor) di film The Conjuring ini. Penggunaan efek CGI yang sangat minim menjadi nilai tambah tersendiri, karena efek suspense yang dihadirkan benar-benar mengandalkan teknik yang bisa dibilang tradisional, seperti hentakan di dinding, suara tertawa, bayangan, suara telapak kaki di lantai yang berderit dll, dan semua itu ditampilkan dengan pas sehingga bisa menampilkan ketegangan untuk para penontonnya. Semua aktor dan aktrisnya bermain apik sehingga membuat film ini enak dilihat. Bagi Anda pecinta sejati film horor, maka film ini termasuk yang wajib ditonton. Bahkan bila Anda bukan pecinta film horor pun sebenarnya masih bisa menikmati film ini karena overall cukup menghibur, cuma nanti efek sampingnya ditanggung sendiri ya. Beberapa bioskop di Amerika menghadirkan pendeta yang bisa diajak konsultasi gratis setelah penayangan film ini, tujuannya untuk menenangkan penonton yang shock dan menguatkan kembali iman ybs. Di Indonesia? Gak perlu lah... Penonton di sini sudah terbiasa dengan setan yang seperti itu kok... hiiii....


It scores 8 outta 10!

Wednesday, July 24, 2013

This Wolverine is better than the Origins..!



Wolverine merupakan salah satu tokoh superhero yang memiliki penggemar tersendiri. Untuk filmnya, aktor Hugh Jackman belum tergantikan dalam memerankan karakter ini, Jackman sudah enam kali memerankan Wolverine termasuk film terbarunya yang dibesut sutradara James Mangold yang mengambil setting di Jepang (tahun depan Jackman kembali memerankan Wolverine ke 7 kalinya dalam film X-Men: Days of Future Past). Film The Wolverine ini merupakan kisah stand alone, berdiri sendiri dan tidak ada hubungan (langsung) dengan film X-Men lainnya, bahkan dari film X-Men Origins: Wolverine yang mengecewakan penggemarnya itu. Kisah film ini sebenarnya terinspirasi dari cerita komik yang pernah dibuat Frank Miller dan Chris Claremont di tahun 1982. Logan (Hugh Jackman) mengasingkan diri di hutan Kanada, hidup ala kadarnya dan kadang ditemani beruang Grizzly yang juga tinggal di hutan yang sama. Logan punya masalah emosional akibat kematian Jean Grey (Femke Janssen) yang ia cintai (tonton lagi film X-Men: The Last Stand!), akibatnya ia bermimpi buruk setiap malam bersama bayangan Jean. Secara diam-diam, seorang wanita mungil dari Jepang (tapi jago bertarung dengan pedang) bernama Yukio (Rila Fukushima) mengikuti Logan dan memintanya ikut ke Jepang demi menemui seseorang yang ia pernah selamatkan hidupnya saat terjadi bom Nagasaki. Yashida (Yamanouchi) selamat dari bom atom nagasaki berkat Logan dan sejak itu ia yakin bahwa ia bisa mengalahkan kematian. Yashida yang kini sedang sekarat mengundang Logan datang ke Tokyo untuk memberikan sebuah tawaran, ia bisa membuat logan menjadi manusia normal dan lepas dari mimpi-mimpi buruk yang ia alami setiap malam, ia bisa memindahkan kekuatan Logan ke tubuh Yashida karena Yashida membutuhkan kekuatan tersebut untuk melindungi keluarganya terutama Mariko (Tao Okamoto) yang akan menjadi pewaris kerajaan bisnis Yashida. Mariko yang tidak menginginkan warisan Yashida menjadi target mafia Yakuza untuk diculik dan dibunuh, namun Logan berhasil menyelamatkannya. Yang tidak diketahui Logan adalah ternyata dokter kepercayan Yashida ternyata adalah seorang mutan bernama Viper (Svetlana Khodchenkova) dan memiliki agenda tersendiri untuk menangkap Logan dan membunuhnya. Dari kualitas cerita, film ini jauh lebih baik dari X-Men Origins: Wolverine. Sutradara James Mangold dan team penulis naskahnya lebih mengedepankan konflik psikologis dan emosional yang dialami Logan, rasa bersalah atas kematian Jean Grey, tanggung jawab atas keselamatan Mariko dan ketakutan Logan dalam menghadapi kematiannya sendiri. Yup.. Wolverine di film ini terlihat tidak berdaya karena kekuatan self healing-nya dinetralisir oleh Viper dan Yukio yang bisa melihat masa depan, sempat menyaksikan kematian Logan dalam penglihatannya dan mencoba memperingati Logan walau tak digubris. Bila Anda mengharapkan adegan-adegan action yang bombastis maka saya pastikan Anda akan kecewa, nuansa drama di film ini jauh lebih kental ketimbang adegan aksinya. Buat saya pribadi sih cukup proporsional karena adegan aksinya di koreografikan dengan baik dan yang paling keren adalah adegan perkelahian diatas kereta cepat antara Logan dan panjahat Yakuza, seru dan dan menghibur meskipun mengingatkan saya pada film Mission Impossible yang pertama. Setting negara Jepang juga jadi salah satu kelebihan film ini, viewnya jadi terasa berbeda dan lebih enak dipandang mata (mungkin karena saya terbiasa dengan banyak film Hollywood yang bersetting di dunia barat). Kekurangan film ini ada pada tokoh Viper yang terlihat hanya sekedar tempelan, sexy but pointless. Klimaksnya juga agak nyebelin karena saya punya ekspektasi yang tinggi terhadap kehadiran Silver Samurai dan ternyata saya kecele. Secara keseluruhan sih film ini menarik, kita bisa melihat sempalan hidup seorang superhero bernama Wolverine yang lepas dari X-Men universe dan konflik kehidupannya yang kompleks mirip manusia biasa. Gak perlu nonton yang versi 3D karena versi reguler sudah cukup. Satu lagi, jangan buru-buru keluar dari gedung bioskop saat film ini berakhir, setelah end credit tittle ada teaser yang sangat menarik yang merupakan pengantar film X-Men: Days of Future Past. Bagi yang belum dengar, Days of Future Past adalah sequel dari film X-Men: Firts Class dan film ini nantinya akan menggabungkan karakter-karakter dari trilogi X-Men yang sudah tua dengan versi yang lebih muda dari film First Class. Can't wait...!



It scores 7 outta 10!

Monday, July 22, 2013

Can love defying gravity?



Kita semua tahu bahwa alam semesta itu penuh dengan misteri. Alkisah ada sebuah dunia dimana terdapat dua planet seperti bumi yang saling berdekatan (sangat dekat) tapi tidak bertabrakan dan mempunyai gaya gravitasi masing-masing. Orang-orang yang tinggal di dunia "atas" tidak bisa tinggal di dunia "bawah" dan begitupun sebaliknya karena mereka terikat dengan hukum alam gravitasi masing-masing dunia, bukan cuma orangnya tapi juga semua benda yang ada di masing-masing dunia terikat hukum ini. Seorang pria bernama Adam Kirk (Jim Sturgess) berasal dari dunia bawah dan jatuh cinta dengan seorang gadis dari dunia atas bernama Eden Moore (Kirsten Dunst). Mereka kerap kali bertemu di Sage Mountains yang memungkinkan mereka untuk berinteraksi lebih dekat dengan sedikit melawan gaya gravitasi, hingga suatu ketika terjadi kecelakaan yang membuat Eden terluka dan kena Amnesia dan mereka tak pernah bertemu lagi selama 10 tahun. Adam yang kini sibuk meramu sebuah krim anti penuaan, mengetahui bahwa ternyata Eden masih hidup dan bekerja di Transworld, sebuah perusahaan yang memiliki tower yang menghubungkan kedua dunia dan mempekerjakan karyawan dari dua dunia. Bila Adam bisa bekerja di Transworld maka kesempatan untuk bertemu lagi dengan Eden akan terbuka lebar dan ia menggunakan krim buatannya sebagai alasan untuk bekerja disana. Dengan bantuan Bob Boruchowitz (Timothy Spall) Adam menyusun rencana untuk bisa menemui Eden, sayangnya Eden tidak ingat siapa Adam sehingga membutuhkan usaha yang lebih keras bagi Adam untuk mengembalikan ingatan Eden dengan resiko nyawanya melayang. Di website Rottentomatoes.com banyak kritikus yang memberi nilai buruk untuk film indie scifi berjudul Upside Down ini. Saya pribadi gak setuju, there's something beautiful about this movie. Secara keseluruhan, kisah cinta Adam dan Eden akan mengingatkan kita pada cerita Romeo & Juliet dan pastinya kisah cinta di film ini lebih indah ketimbang kisah cinta vampire dan manusia yang laku keras itu. Memang sih ada beberapa kekurangan dalam cerita yang ditawarkan film ini, tapi konsepnya itu yang membuat saya tertarik. Film Upside Down ditulis dan disutradarai oleh Juan Solanas yang aslinya berasal dari Argentina, filmnya sendiri merupakan proyek patungan antara Perancis dan Kanada. Untuk sebuah film science fiction yang bukan berasal dari Hollywood, film ini bisa dibilang juara! Eksekusi yang dilakukan Solanas dalam penataan visual dan CGI-nya benar-benar indah dan keren. Dunia serba terbalik yang belum pernah saya bayangkan sebelumnya dapat ditampilkan Solanas dengan logis. Gak gampang lho membuat visualisasi yang impossible tapi believable di mata penonton, and Solanas did a great job. Banyak sekali keunikan yang ditampilkan film ini dan menjadi materi yang bisa didiskusikan panjang lebar. Kekurangan dalam penceritaan bisa saya maafkan berkat aspek teknis dan visual yang bagus, dan untungnya semua pemain tampil dengan baik. Meskipun kurang promosi, kemungkinan film ini bisa jadi mendapat tempat tersendiri di hati para pecinta scifi dan penggemar kisah romansa dengan latar belakang yang absurd.



It scores 8 outta 10!

Sunday, July 21, 2013

Slo No Mo!



Theo (disuarakan oleh Ryan Reynolds) adalah seekor siput (atau keong ya?) yang tinggal bersama komunitasnya disebuah kebun tomat. Dari dulu ia selalu membayangkan dirinya bisa ngebut layaknya sebuah mobil balap. Setiap malam ia menonton tivi menyaksikan rekaman sang idola, seorang pembalap Indy 500 bernama Guy Gagne (Bill Hader) yang menyemangati Theo bahwa dengan kata-katanya bahwa mimpi harus dikejar, dan Theo selalu bermimpi bisa lari secepat kilat. Semua siput yang ada dikebun selalu menertawakan Theo yang selalu membayangkan dirinya seorang pembalap termasuk sang kakak, Chet (Paul Giamatti). Suatu saat dengan modal nekat, ia berusaha berlomba melawan mesin pemotong rumput demi mendapatkan sebuah tomat segar, nyawanya bisa saja melayang bila Chet dkk tidak segera menyelamatkannya. Kegalauannya akibat peristiwa itu plus tivinya yang rusak membuat ia berjalan-jalan sendirian hingga ia terlempar dan terjebak dalam mesin sebuah mobil balap dan terkontaminasi cairan Nitrous Oxide, hasilnya.. DNA Theo berubah, and guess what? Theo bisa ngebut layaknya sebuah mobil balap, bahkan fitur-fitur yang ada pada sebuah mobil menjadi melekat pada dirinya seperti matanya yang bisa menyala, lampu sign bahkan alarm. Ia akan mencoba membuktikan pada dunia bahwa siput yang satu ini bisa menggapai mimpinya, gak tanggung-tanggung karena ia akan mendaftar untuk menjadi peserta balapan Indy 500 dengan bantuan Tito (Michael Pena), seorang penjual taco yang membutuhkan publisitas demi lakunya usaha makanan taco yang ia jalankan bersama sang kakak. Theo yang mengganti namanya menjadi Turbo menjadi siput pertama yang diizinkan balapan di arena Indy 500 dan Guy Gagne ternyata tidak rela bila gelar juara yang kini ia sandang, direbut oleh seekor siput. Film Turbo adalah karya perdana David Soren sebagai sutradara, sebelumnya ia adalah orang yang bertanggung jawab untuk pembuatan naskah animasi Shrek dan Over The Hedge. Buat saya yang paling menarik adalah karakter Chet yang lebih menonjol daripada si Turbo itu sendiri, Paul Giamatti berhasil membawakan karakternya dengan baik di semua adegan. Sayangnya hal itu tidak diimbangi dengan karakter pendamping yang lain, padahal ada nama-nama tenar seperti Samuel L. Jackson dan Snoop Dog, mereka terlihat hanya sebagai tempelan sesaat dan kebetulan hanya muncul saat Turbo membutuhkan solusi (konyol) disaat terdesak. Bagi penonton anak-anak, film ini akan menjadi kisah yang seru tapi bagi pemirsa dewasa, apa yang ditampilkan Turbo tidak ada yang istimewa, malah cenderung membosankan dan mudah dilupakan jika dibandingkan dengan rilisan Dreamworks Animation yang lain seperti Kungfu Panda dan How To Train Your Dragon, padahal ada beberapa kritik sosial yang ditampilkan (lihat bagaimana Theo naik daun berkat video youtube), dan presentasi visualnya juga tidak buruk meskipun belum bisa dibilang luar biasa. Lumayanlah kalau untuk hiburan diwaktu senggang bersama keluarga.



It scores 6 outta 10!

Thursday, July 18, 2013

Retired... no more!



Pada tahun 2010 ada sebuah karakter DC Comic yang diangkat ke layar lebar oleh Summit Entertainment, judulnya RED yang artinya Retired: Extremely Dangerous! Kini semua pemainnya mengulang peran yang sama untuk film sequelnya, RED 2. Frank Moses (Bruce Willis) yang hidup tenang bersama Sarah (Mary-Louise Parker) diganggu oleh sahabat lamanya, Marvin Boggs (John Malkovich) yang mengatakan bahwa nyawa mereka terancam. Frank tidak percaya sampai mobil Marvin meledak di hadapannya dan ia ditangkap untuk diinterogasi mengenai "Nightshade". Marvin yang ternyata cuma pura-pura mati berhasil menyelamatkan Frank dari pembunuhan yang nyaris dilakukan oleh agen Horton (Neal McDonough). Nama frank dan Marvin kini menjadi buronan dan dianggap sebagai teroris lokal, Horton juga menyewa pembunuh bayaran dari Korea bernama Han (Byung Hun Lee) yang keji. Bahkan kawan lama mereka, Victoria (Helen Mirren) juga menerima kontrak dari MI6 untuk membunuh Frank demi Nightshade. Frank, Marvin dan Sarah menyelidiki kenapa mereka diburu dan penyelidikan tersebut membawa mereka ke Paris, London hingga Moscow dimana akhirnya diketahui bahwa Dr. Edward Bailey, seorang ilmuwan jenius pernah menciptakan sebuah bom nuklir dalam sebuah koper kecil dengan kode nama Nightshade, ditangan yang salah bom tersebut akan menjadi sangat berbahaya dan hanya Dr. Bailey yang tahu dimana bom itu berada sekarang. Formula film yang disutradarai oleh Dean Parisot ini mengulangi film pertamanya alias banyak pengulangan, mungkin dengan harapan bisa mendapatkan sukses yang sama. Well... Saya pribadi lebih menikmati film pertamanya karena punya kualitas cerita yang lebih baik, bukan berarti film ini jelek lho, untuk sebuah film action comedy, film ini termasuk menghibur, tokoh Frank yang sibuk dengan ketakutannya terhadap sarah, Sarah yang jealous terhadap Katja, Marvin dengan kegilaannya serta Han yang kekeuh minta pesawatnya dikembalikan menjadi hiburan tersendiri. Dari segi cerita dan kedalaman para tokohnya, film ini bisa dibilang minus meskipun semua pemainnya bermain apik. Mereka semua terlihat santai dan sangat menikmati peran mereka masing-masing, and i really enjoyed their crazy performances, yang paling menonjol tentu saja Byung Hun Lee yang tampil lebih cool ketimbang karakter Storm Shadow yang ia perankan di GI Joe lalu Anthony Hopkins yang "gila" dan John Malkovich yang jauh "lebih gila". So.. Bila Anda mencari hiburan dar der dor yang seru dan lucu, film ini bisa dipertimbangkan untuk ditonton, meskipun Anda akan lupa keesokan harinya, kecuali bila Anda penggemar Frank Moses dari komiknya.



It scores 7 outta 10!

Wednesday, July 17, 2013

Bloodsport ala Keanu Reeves




Film Man of Tai Chi ini adalah debut aktor Keanu Reeves sebagai sutradara. Premisnya sederhana, Tiger Chen (Chen Hu) adalah murid taichi master (Yu Hai) di kuil Lingkong yang nyaris punah. Chen yang bekerja sebagai kurir mencoba mengikuti turnamen beladiri di Beijing membawa nama kuilnya, kehebatan ilmu taichinya membuat ia maju terus hingga ke final. Sementara itu seorang konglomerat berkedok perusahaan security bernama Donaka Mark (Keanu Reeves) menjual tayangan adu jotos ilegal bagi kaum elite di Hongkong, dan ia tertarik dengan potensi yang dimiliki Chen. Apa yang dilakukan Donaka ternyata menjadi perhatian inspektur polisi Hongkong, Jing Si (Karen Mok) dan komandannya, Wong (Simon Yam). Mereka berusaha membongkar bisnis ilegal Donaka dengan cara membujuk Chen yang sudah keburu setuju dengan penawaran Donaka yang menjanjikan uang banyak bila ia mau bertarung untuknya. Chen yang awalnya menikmati pertarungan dan uang hasilnya, mulai mencium gelagat buruk Donaka hingga akhirnya ia bekerjasama dengan inspektur Jing Si untuk menangkap Donaka. Sialnya Donaka berhasil lolos dari penggerebekan dan kini ia harus bertarung sampai mati dengan Donaka demi mempertahankan kuil Lingkong dan martabatnya. Apa yang dilakukan Keanu sebagai sutradara bisa dibilang sangat lumayan, berbanding terbalik dengan penampilannya sebagai aktor yang memerankan Donaka, bisa dibilang biasa saja. Begitu juga dengan Chen Hu yang sangat piawai untuk semua adegan baku hantamnya tapi melempem saat harus berakting, emosinya sangat datar. Gak seperti Jet Li atau Jackie Chan yang bisa melakukan dua aspek tersebut dengan baik. Semua adegan martial arts di koreografikan oleh Yuen Wo Ping yang pernah didaulat Hollywood menangani adegan aksi untuk film The Matrix trilogy dan Charlie's Angels. Bila Anda penggemar adegan inside arena hand to hand combat yang dulu pernah dipopulerkan oleh Jean Claude Van Damme dalam film Bloodsport, film ini bisa jadi pelepas kangen karena adegan combatnya cukup menarik. Iko Uwais juga sempat muncul di arena menjadi lawan Tiger Chen walaupun cuma sebentar. Yah... lumayan lah bisa ketemu Keanu Reeves... siapa tau nanti diajak main film lagi di Hollywood...

It scores 5 outta 10!

Kategori: Dewasa


Tuesday, July 16, 2013

I'ts time to go BIG...!



Studio Warner Bros memberikan dana $200 juta kepada Sutradara Guillermo Del Toro untuk membuat imajinasi masa kecilnya tentang robot menjadi kenyataan, hasilnya adalah sebuah film berjudul Pacific Rim. Saya yang pernah merasakan kejayaan seri Voltus V dan Mazinga Z serta anime mecha lainnya saat masih kecil sangat menantikan film ini dan hasilnya... Luar Biasa! Premisnya cukup simpel, makhluk Alien yang kita kira datang dari angkasa ternyata malah muncul dari dasar laut menggunakan portal dimensi. Melalui portal ini mereka mengirimkan makhluk raksasa sebesar Godzilla yang bisa meluluh lantakkan semua yang dilaluinya, monster raksasa ini disebut Kaiju. Semakin banyaknya monster yang muncul membuat semua negara didunia bersatu dan membuat sebuah program pembuatan robot raksasa yang bisa menandingi serta membunuh Kaiju, robot-robot raksasa ini disebut Jaeger (dari bahasa jerman yang artinya pemburu / hunter). Jaeger adalah robot yang rumit dan untuk mengendalikannya harus dilakukan oleh dua orang pilot yang otaknya dihubungkan satu sama lain agar mereka berdua sinkron dalam mengendalikan Jaeger, sinkronisasi kedua otak ini disebut "Drifting". Raleigh Becket (Charlie Hunnam) adalah seorang pilot yang handal, ia berhenti jadi pilot setelah menyaksikan kakaknya tewas ketika bertarung melawan Kaiju. Marshal Stacker Pentecost (Idris Elba) meminta Becket kembali menjadi pilot untuk terakhir kalinya karena program Jaeger dihentikan karena dianggap tidak efektif. Becket akan bersanding dengan Mako Mori (Rinko Kikuchi) yang ingin membalas dendam pada Kaiju yang telah membunuh orang tuanya. Marshall memiliki rencana untuk membom portal dimensi agar tertutup dan tidak bisa dilalui Kaiju, namun dua orang ilmuwan (gila dan lucu) Dr. Newt dan Dr. Gottlieb berusaha membuktikan bahwa rencana Marshal tersebut tidak akan berhasil. Untuk membuktikannya mereka harus melalukan "Drifting" dengan otak Kaiju yang masih berfungsi, dengan begitu mereka akan mengetahui apa yang direncanakan Alien yang mengirimkan Kaiju ke bumi. Bila Anda pecinta mecha maka film ini termasuk yang wajib ditonton. Adegan - adegan pertarungan Jaeger dan Kaiju bisa dibilang sangat menarik dan memang itulah kelebihan film ini. Del Toro berhasil membuat visualisasi yang memukau untuk semua adegan Jaeger dan Kaiju, sayangnya hal tersebut berbanding terbalik untuk adegan-adegan "human"nya. Karakterisasi tokohnya kurang mendalam meskipun performance Elba, Kikuchi serta dua ilmuwan yang diperankan Carlie Day dan Burn Gorman mencuri perhatian penonton. Dengan nuansa yang lebih gelap ala Del Toro (ingat film Hellboy?) film ini jelas sedikit lebih baik dari Godzilla-nya Emmerich dan Transformers-nya Michael Bay. Lebih tepatnya perpaduan Godzilla vs Transformers yang pertarungannya menghasilkan kerusakan lebih parah dari Independence Day. Presentasi 3Dnya cukup bagus apalagi dilayar IMAX meskipun di layar reguler pun gak masalah (Pacific Rim termasuk salah satu film yang menurut saya TIDAK BISA disaksikan dilayar tivi). Overall film ini akan memuaskan dahaga para pecinta robot raksasa, baik dewasa maupun anak-anak (plus bernostalgia bagi yang pernah ngefans dengan mecha yang populer di tahun 80an).



It scores 8 outta 10!


Satu lagi film Johnny Depp dengan make up yang aneh



Ketika Disney merilis film Pirates of The Carribean yang pertama, banyak yang skeptis bahwa apa yang dilakukan produser Jerry Bruckheimer dan sutradara Gore Verbinski merupakan hal yang mubadzir, gimana caranya sebuah wahana bermain Disneyland menjadi sebuah cerita menarik di layar lebar? Hasilnya? Well... Saya gak akan cerita detail karena Anda bisa membuat kesimpulan sendiri dan tahun depan Anda sudah bisa menyaksikan petualangan kapten Jack Sparrow yang terbaru di installment ke lima POTC. Kini team yang sama mencoba (lagi) membuat ulang salah satu dongeng koboi yang paling populer di Amerika, judulnya The Lone Ranger. John Reid (Armie Hammer) adalah seorang pengacara yang pulang kampung ke kota Colby, Texas tempat tinggal kakaknya, Dan Reid (James Badge Dale). Kota Colby sedang membangun rel kereta demi kemajuan kota yang dipimpin oleh Latham Cole (Tom Wilkinson) yang menaruh hati pada istrinya Dan, Rebecca (Ruth Wilson). Dan Reid bersama Texas Ranger lainnya mengajak John untuk menangkap buronan yang melarikan diri dari kereta yang ditumpangi oleh John saat datang ke Colby, Butch Cavendish (William Fitchner) yang kejam. Sayangnya perburuan mereka berakhir naas, semua Texas Ranger tewas dibunuh Cavendish, bahkan jantung Dan dimakan mentah-mentah dihadapan John yang sekarat. John yang hampir mati di tengah gurun diselamatkan oleh seorang Indian dari suku Comanche bernama Tonto (Johnny Depp). Tonto pun sedang memburu Cavendish karena diangap telah membunuh semua keluarganya. Dengan menggunakan topeng sebagai samaran karena John sudah dianggap tewas, Lone Ranger bersama Tonto menyelidiki keberadaan Butch Cavendish yang ternyata memiliki rencana jahat yang lebih besar dari yang mereka kira. Saya pribadi punya ekspektasi yang cukup tinggi terhadap kolaborasi Bruckheimer, Verbinski dan Depp yang sukses menggarap Pirates of The Carribean yang pertama, dan ternyata saya kecewa. Semua pemain bisa tampil dengan baik sesuai perannya masing-masing hanya sayang skripnya kurang mendukung karakter yang mereka bawakan. Meskipun cuma sebagai sidekick / pendamping, Johnny Depp lah yang (kayaknya sengaja dibuat) paling menonjol. Dengan (lagi-lagi) make up yang aneh dan kelakuan yang konyol, karakter Tonto ini jelas mengingatkan saya pada tokoh Jack Sparrow, hanya saja beda di kostumnya. Beberapa adegan interaksi Tonto dengan kuda putih bernama Silver terasa lebih hidup ketimbang interaksi Tonto dengan Lone Ranger sendiri. Tokoh Tonto di film ini memang dibuat lebih lucu, tidak serius seperti yang kita tahu dari film-film sebelumnya. Adegan yang membuat saya ketawa geli adalah ketika Tonto merasa keberatan dengan seruan Lone Ranger yang sangat terkenal itu "Hi-Yo Silver! Away!". Overall film ini cukup menghibur karena penuh humor yang dihidupkan Johnny Depp, tapi tidak cukup bagus untuk menjadi sebuah tontonan daur ulang kisah lama.



It scores 6 outta 10!


Monday, July 15, 2013

Masa-masa indah di tempat kuliah .. para monster



Masih ingatkah Anda pada kisah animasi Monsters, Inc yang pernah dirilis tahun 2001? Film Monsters University ini adalah prequelnya. Mengisahkan tentang Mike Wazowski (Billy Crystal) yang sangat tertarik untuk menjadi monster paling menakutkan dan bekerja di Monsters Inc untuk mengumpulkan energi yang didapatkan dari jeritan anak-anak. Untuk itu ia harus lulus program "scare school" yang diawasi langsung oleh dekan kampus yang menkutkan, Hardscrabble (Helen Mirren). Mike sangat menguasai semua teori namun ia tidak cukup seram untuk bisa membuat takut orang, beda halnya dengan James Sulivan (John Goodman) yang memiliki tubuh besar dan menakutkan. Sialnya Mike dan Sully terlibat konflik yang membuat mereka dipecat dari program "scare school", dan demi membuktikan bahwa ia adalah monster yang menakutkan, mereka bergabung dengan klub Oozma Kappa (yang culun banget) mencoba memenangkan Scare Games yang menjadi ajang uji nyali para monster di kampus MU. Berhasilkah mereka? Well.. Tidak! Tapi bukan berarti film ini menjadi tidak menarik, bila Anda menyukai film pertama maka kemungkinan besar Anda akan menyukai film karya perdana (animasi lengkap) sutradara Dan Scanlon ini. Sama halnya dengan kisah karya Disney Pixar yang lain, film ini berisi kisah yang menghibur, lucu serta banyak pelajaran yang bisa diambil oleh anak-anak maupun dewasa, meskipun menurut saya kisah film pertama tetap lebih baik. Yang mendapat acungan acungan jempol dari saya adalah teknik animasinya yang jelas terlihat lebih maju dan sangat detail dan lembut. Oiya, semua film Pixar selalu dimulai dengan film animasi pendek, jadi pastikan Anda tidak terlambat memasuki gedung bioskop, karena film pendek yang berjudul The Blue Umbrella benar-benar bagus dan animasi visualnya sangat nyata, keren abis pokoknya!

It scores 8 outta 10!

And i gave it 9 outta 10 for the short animated feature "The Blue Umbrella"

Bukan film zombie biasa...



Gerry Lane (Brad Pitt) adalah seorang mantan petugas penyelidik di PBB yang kini lebih suka tinggal dirumah merawat dua orang putrinya bersama sang istri, Karen (Mireille Enos) di Philadelphia Amerika. Suatu hari sebuah wabah penyakit menyebar dengan sangat cepat, keluarga Gerry yang sedang dalam perjalanan terjebak dalam kondisi yang mengerikan. Virus ini menyebar melalui gigitan, bila orang yang terjangkit virus ini menggigit orang yang sehat maka orang tersebut langsung terinfeksi dan berubah menjadi zombie dalam waktu 12 detik serta secara brutal berusaha menggigit orang lain. Ditengah kondisi kacau akibat zombie yang menguras populasi manusia diseluruh dunia, pihak PBB menawarkan perlindungan untuk keluarga Gerry, dengan syarat Gerry mau membantu terjun ke medan (penuh zombie) untuk mencari sumber awal mula virus ini berasal. Rupanya negara Israel sudah mengantisipasi musibah ini dengan cara membangun tembok tinggi disekeliling negara mereka, bagaimana mereka bisa tahu akan ada serangan zombie? Tugas Gerry lah untuk menyelidikinya serta mencari solusi untuk menyembuhkan penyakit ini. Kisah film World War Z ini diangkat dari novel horor bestseller karya Max Brooks. Dengan sutradara Marc Foster dan Brad Pitt yang juga merangkap sebagai produser, film ini menawarkan konsep makhluk zombie yang agak beda. Adegan zombie paling keren difilm ini buat saya adalah saat para zombie berbondong-bondong menyerang Israel layaknya sebuah gelombang tsunami. Beberapa adegan thrillernya bisa membuat Anda menahan napas sementara adegan-adegan aksinya bisa dibilang biasa saja. Semua pemain film ini bermain dengan sangat baik, terutama Brad Pitt yang memang menguasai hampir seluruh adegan. Marc Foster yang memang berpengalaman dalam film-film drama cukup berhasil mengangkat emosi para tokoh dalam film ini walaupun pendalaman karakternya tidak cukup dalam. Saya sih gak heran karena ternyata film ini disetting untuk menjadi sebuah trilogi (perhatikan voice over Gerry di akhir film yang mengatakan the war has just begun) dan saat ini malah sudah dalam tahap pra-produksi karena sudio sudah mengantungi $160 juta dalam waktu satu minggu saja untuk pemutaran film ini di seluruh dunia (modalnya $190 juta). Sekedar informasi tambahan, sepertiga akhir film ini merupakan hasil rombak total dari cerita awal sehingga harus dilakukan syuting ulang demi mendapat hasil akhir yang lebih baik. Buat saya pribadi film World War Z ini termasuk film horor yang menyenangkan karena aspek drama dan thrillernya lebih menonjol ketimbang horornya.



It scores 7 outta 10!


(sekali lagi) Gedung Putih hancur berantakan...



Selain film yang bagus, Hollywood juga rajin membuat film yang buruk. Film buruk pun buat saya ada 2 kategori, pertama adalah film buruk yang membosankan, yang paling sering membuatnya adalah sineas Uwe Boll. Kedua adalah film buruk yang menyenangkan untuk dilihat dan sineas yang cukup rajin membuatnya (karena selalu sukses) adalah sineas Rolland Emmerich. Tentu Anda masih ingat film 2012, The Day After Tomorrow, Godzilla dan yang paling memorable (juga jadi film buruk favorit saya) Independence Day. Nah.. kali ini ada satu lagi karya Emmerich yang gak beda jauh dari karya-karya (buruk) sebelumnya tapi seru untuk ditonton, judulnya White House Down. Ceritanya kurang lebih sebelas duabelas dengan film Olympus Has Fallen yang sudah pernah saya bahas. Amerika dibawah pimpinan presiden James Sawyer (Jamie Foxx) sedang dalam keadaan menanti persetujuan usulan damai Amerika dengan Arab. Sementara seorang pengawal juru bicara kepresidenan yang bernama John Cale (Channing tatum) mencoba melamar menjadi agen Secret Service di gedung putih dengan membawa putrinya, Emily Cale. Tak disangka ternyata pada saat yang sama terjadi aksi pendudukan gedung putih oleh teroris dengan motif permintaan uang. John yang terpisah dari putrinya berusaha mencoba untuk mencari dan menyelamatkannya tapi justru ia malah menemukan sang presiden yang nyaris disandera. Mereka berdua akhirnya bahu membahu untuk menyelamatkan Emily dan para sandera lain yang disekap di kediaman presiden tersebut. Kalau film Olympus Has Fallen sangat serius maka film White House Down ini jauh lebih konyol, baik dari segi cerita maupun karakter-karakternya. Walaupun begitu Emmerich gak main main untuk urusan production design dan spesial efeknya. Saran saya bila Anda ingin menyaksikan film ini, silahkan mengesampingkan logika untuk sementara, duduk manis dan nikmati saja adegan-adegannya yang agak tanggung tapi cukup seru.



It scores 7 outta 10!

Kisah Superman terbaik sejak film "Superman: The Movie" (1978)



Untuk sementara lupakan semua film Superman yang pernah Anda saksikan, studio Warner Bros bersama DC Comic memutuskan untuk me-reboot kisah superman dibawah arahan sutradara Zack Snyder seperti yang dilakukan Chris Nolan terhadap kisah Batman. Hebatnya lagi, dua orang dibalik kesuksesan trilogi The Dark Knight yaitu Chris Nolan dan David S. Goyer ikut terlibat dalam proyek superman ini yang diberi judul Man Of Steel. Superman yang kita kenal memiliki nama asli Kal-El, ia seorang alien dari planet Krypton yang dikirim ke planet Bumi oleh ibunya, Lara dan sang ayah, Jor El (Russel Crowe) karena planet Krypton diambang kehancuran. Di bumi, lebih tepatnya di kota Kansas, Kal-El diadopsi oleh pasangan Jonathan Kent (Kevin Costner) dan Martha Kent (Diane Lane) dan Kal-El diberi nama Clark Kent. Clark (Henry Cavill) lontang lantung kesana-kemari mencari jati dirinya yang sudah menjadi beban sejak ia masih kecil (adegan-adegan masa kecil Clark Kent dikisahkan dengan gaya flashback). Secara fisik ia memang sama dengan manusia yang lain namun apa yang bisa ia lakukan membuat semua orang ketakutan. Hingga akhirnya ia menemukan apa yang ia cari di daerah Kanada. Di dalam sebuah pesawat Kryptonian yang sudah terpendam ribuan tahun, Clark mendapat penjelasan dari proyeksi alam sadar ayahnya yang dimanifestasikan dalam bentuk hologram sang ayah (ingat fortress of solitude?). Kini ia sudah tahu siapa dirinya dan dari mana ia berasal, masalahnya disaat yang sama planet Bumi kedatangan tamu dari Krypton juga, Jendral Zod (Michael Shannon) dan pengikutnya yang telah bersumpah akan mencari Kal-El sampai ketemu. Zod dan pengikutnya selamat dari kehancuran Krypton karena mereka dipenjara diluar angkasa, saat planet Krypton hancur pesawat yang memenjarakan mereka menjadi tempat tinggal mereka sambil mencari kehidupan lain dan juga Kal-El. Seorang reporter Daily Planet bernama Lois Lane (Amy Adams) berhasil mengetahui identitas Clark Kent yang sebenarnya. Di saat Zod mengancam untuk menghancurkan planet Bumi, Louis akan membantu Clark untuk memutuskan apakah sang Superman akan memilih umat manusia atau kaum sebangsanya dari planet Krypton. Jika Anda sudah pernah menyaksikan film Superman: The Movie dan Superman II yang diperankan Christoper Reeves maka kisah film ini tidak akan asing karena bisa dibilang merupakan gabungan dari keduanya. Hanya saja versi ini lebih logis, lebih membumi dan lebih seru (walaupun menurut saya pribadi karya Richard Donner di tahun 1978 masih tetap yang terbaik hingga saat ini). Konflik batin yang dialami Clark Kent dibuat senyata dan semanusiawi mungkin, beda dengan dengan kisah-kisah sebelumnya yang memanusiakan Superman, di film ini ada penegasan bahwa ia adalah alien dari planet lain, bukan manusia. Bagian-bagian yang mengedepankan drama bisa dibilang sangat emosional dan itu karena performance para pemainnya memang bagus, terutama Kevin Costner dan Diane Lane. Michael Shannon juga tampil memukau sebagai Zod yang bengis, Zod bukan penjahat asal jadi seperti dalam film Superman II, ia adalah jendral yang berusaha melakukan tugasnya dengan baik demi Krypton yang ia cintai, meskipun konsekwensinya adalah membinasakan umat manusia. Henry Cavill bisa dibilang membawakan perannya dengan baik, dengan kostum baru yang lebih elegan (tanpa celana dalam yang dipakai diluar dan jambul keriting diatas jidat) terlihat pas di tubuh Cavill. Bila Anda penggemar komiknya maka adegan-adegan aksi di film ini akan memuaskan dahaga Anda karena memang benar-benar gokil! (baca: keren abiss!). Overall film ini adalah film superhero yang memang sudah ditunggu para penggemarnya dan sesuai harapan pula. Oiya, musik Superman yang khas karya John Williams biasanya selalu muncul dalam film-film superman sebelumnya, tidak ada di film ini, namun musik karya Hans Zimmer juga tidak bisa dipandang (atau didengar?) sebelah mata. Saya pribadi lebih suka Batman tapi saya akui kisah 'Superman Begins' ini lebih baik dari film Batman Begins karena menggunakan konsep yang sama (karena dari penulis cerita yang sama). Jadi jika Anda fans berat Superman, jangan lewatkan film yang satu ini dilayar lebar, layar televisi Anda dirumah tidak akan memberi sensasi yang luar biasa ketika Anda menyaksikannya di layar lebar. Tidak perlu yang 3D karena versi regulernya saja sudah bisa memberi kepuasan menonton tersendiri.



It scores 8 outta 10!

Now you see me.. Now you don't.. !



Salah satu popcorn movie tentang sulap yang seru!

Istilah popcorn movie buat saya memang belum tentu sama buat yang lain. Film karya sutradara Louis Leterrier ini jelas memenuhi ekspektasi saya saat menyaksikannya. Simpel, ringan dan menghibur tanpa perlu berfikir keras dan mengolah jalan cerita yang rumit di otak kita. Paruh pertama film ini kemungkinan besar akan membuat Anda bertanya-tanya, tapi paruh berikutnya akan terbuka sedikit demi sedikit semua misteri yang ada dalam film berjudul Now You See Me ini. Empat orang pesulap yang... bisa dibilang gagal.. dikumpulkan oleh seseorang yang misterius untuk melakukan sebuah misi. Mereka adalah: pesulap jalanan Daniel Atlas (Jesse Eisenberg), illusionis Henley Reeves (Isla Fisher),  mentalis Merrit McKinney (Woody Harrelson) dan pendatang baru Jack Wilder (Dave Franco). Berempat mereka menamakan diri The Four Horsemen, show pertama mereka berlangsung di Las Vegas dan langsung memebuat mereka menjadi terkenal. Pertunjukan ini bisa dibilang spektakuler dan bahkan membuat mereka ditahan FBI. Bagaimana tidak, mereka dianggap telah merampok salah satu bank di kota Paris Perancis saat petunjukan berlangsung, bagaimana bisa? Mereka sedang show di Vegas sementara bank nya ada di Paris. Pertanyaan yang sama juga  terngiang di kepala Dylan Rhodes (Mark Ruffalo), agen FBI yang ditugaskan untuk memecahkan kasus ini bersama seorang detektif Interpol bernama Alma Dray (Melanie Laurent). Rumitnya kasus ini, karena berkaitan dengan trik sulap, membuat Rhodes meminta bantuan salah satu mantan pesulap yang kini berprofesi sebagai penjual rahasia sulap demi uang, Thaddeus Bradley (Morgan Freeman). Yang mereka tidak ketahui adalah show di Vegas hanyalah permulaan dari sebuah perampokan besar berdasarkan perencanaan yang matang dan menggunakan banyak trik sulap yang canggih (dan tradisional juga). Leterrier yang pernah mambuat film The Transporter dan The Incredible Hulk cukup piawai dalam membuat film yang bertema sulap ini. Walaupun tidak bisa dijadikan character study karena karakterisasi yang dangkal namun film ini memberikan kepuasan menonton dari sisi cerita yang enak dinikmati dari awal hingga akhir. Semua pemain tampil dengan baik dan memiliki chemistry yang kuat sehingga membuat cerita lebih hidup. Woody Harrelson yang tampil menonjol dibandingkan yang lain meski porsinya tidak terlalu banyak. Tapi yang paling menarik adalah berbagai misteri yang disajikan film ini, banyak twist yang seru disepanjang film namun final twistnya yang buat saya agak mengganggu. Peluang untuk sequelnya terbuka lebar dengan narasi yang ditampilkan di akhir film, kalau itu sih uang yang akan menjawabnya.



It scores 8 outta 10!

Minions again!



Gru (Steve Carell) adalah seorang penjahat yang sudah insyaf berkat tiga gadis cilik yang merubah hidupnya, mereka adalah Agnes (Elsie Fisher), Edith (Dana Galer) dan Margo (Miranda Cosgrove) yang sudah diadopsi oleh Gru, kini ia secara sah (berusaha) menjadi pengusaha pembuat jelly yang rasanya gak enak dan dibenci semua minion. Kegaitan membosankan inilah yang membuat Dr Nofario (Russle Brand) mengundurkan diri jadi pegawai Gru karena ia kangen untuk membuat sesuatu yang bisa membantunya menguasai dunia. Sebuah organisasi bernama AVL (Anti Villain League) pimpinan Silas Ramsbottom (Steve Coogan) meminta bantuan Gru melalui agent Lucy Wilde (Kristen Wiig) dengan cara menculiknya. Sebuah laboratorium telah dicuri menggunakan magnet raksasa oleh penjahat misterius, Lab tersebut berisi serum PX41 yang berbahaya bila jatuh ke tangan yang salah, Gru diminta untuk menyamar dan mencari siapa penjahat yang telah mencuri Lab tersebut. Gru merasa keberatan karena kini ia punya tanggung jawab untuk merawat ketiga putrinya, namun ketiga putrinya mendukung Gru untuk menyelamatkan dunia. Tugas barunya ini justru malah menimbulkan banyak masalah baru, para minion yang hilang, putrinya jatuh cinta dengan anak penjahat hingga Lucy yang diculik oleh dalang dari semua kejahatan tersebut dan gru harus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan mereka semua dan mencegah dunia dikuasai monster akibat serum PX41. Kualitas cerita film ini jauh merosot jika dibandingkan dengan film pertamanya yang cukup emosional. Despicable Me 2 murni bersifat hiburan dan untuk sebuah hiburan, film ini terbilang yang berhasil karena overall sangat menghibur. Para makhluk kuning bernama minions pun mendapat porsi yang lebih banyak di film ini dan kelakuan mereka bisa dibilang menggila. Minions menyumbang banyak adegan komedi di sepanjang film dan yang membuat saya ngakak sampai mules adalah ketika mereka menjadi wedding singer untuk perikahan Gru dan Lucy, dengan gaya boyband yang cool mereka menyanyikan lagu berjudul "I Swear" yang pernah dipopulerkan group All For One, tentu saja dengan lirik yang dirombak total. Bila Anda belum puas dengan kelakuan para minions, tahun depan mereka akan muncul kembali bersama Sandra Bullock dengan film mereka sendiri yang berjudul Minions dan dirilis tgl 19 Desember 2014.


It scores 7 outta 10!