Monday, June 14, 2010

Karate Kid learns Kung Fu
























Pada tahun 1984 ada sebuah film remaja yang sangat fenomenal, dibintangi Ralph Macchio sebagai Daniel-san dan Pat Morita sebagai Mr. Miyagi, judulnya Karate Kid. Dengan garis besar plot yang sama, tahun ini keluar remake dengan judul yang sama. Pemerannya adalah Jackie Chan dan Jaden Smith (anak kandung Will Smith & Jada Pinkett-Smith, yang juga jadi produser film ini). Settingnya pindah ke Cina, umur jagoannya yang lebih muda (12 tahun) dan ternyata ilmu karate saja tidak cukup. Dre Parker dan ibunya pindah dari Detroit Amerika ke Beijing Cina karena alasan pekerjaan. Dre yang baru berumur 12 thn sangat tidak menyukai lingkungan barunya, apalagi setelah ia babak belur dihajar jagoan setempat gara-gara mencoba menarik perhatian seorang anak wanita yang ia sukai. Dengan tekad ingin membalas perbuatan musuhnya, ia mencoba mempelajari ilmu bela diri karate melalui acara televisi, but hey.. this china, everybody learn Kung Fu! Mr. Han (Jackie Chan) bersedia mengajarkan ilmu KungFunya dengan catatan, hanya digunakan untuk melawan musuhnya dalam turnamen terbuka. Jadi bersiaplah untuk menyaksikan (kelahiran) kembali jurus bangau yang terkenal (dulu) dengan sedikit improvisasi KungFu ala Jackie Chan. Film ini bagus, serupa tapi tak sama dengan film aslinya. Dengan konsep yang sama, film ini menampilkan elemen-elemen yang berbeda, lebih baru dan masa kini (dan juga lebih Hip Hop). Ada nilai-nilai kehidupan yang bisa kita petik dari film ini, walaupun tidak seindah film versi 1984 (yang menurut saya salah satu film terbaik sepanjang masa). Penampilan Jackie Chan menawan sedangkan Jaden biasa saja (oke.. agak sedikit lebay sih, tapi kan dia baru 12 tahun). Yang jadi pertanyaan banyak orang adalah, kalo sang jagoan belajar KungFu kenapa judulnya Karate Kid? Anda (mungkin) bisa menemukan jawabannya setelah menyaksikan filmnya.

It's 7 outta 10 from me!



What the shrek is this?





















Shrek adalah ogre favorit saya, makhluk berwajah buruk tapi berhati mulia. Kesuksesan 3 film pertamanya membuat Dreamworks ngotot untuk membuat Shrek 4ever after, yang katanya menjadi seri terakhir petualangan Shrek (jujur saya agak ragu dengan pernyataan ini). Bercerita tentang Shrek yang mulai bosan dengan kehidupannya yang monoton sejak ia menikah. Ia ingin kembali menjadi ogre yang ditakuti dan disegani, seperti waktu dulu sebelum bertemu Fiona. Demi mendapatkan keinginannya ia rela menandatangani kontrak "Ogre for a day" yang diberikan Rumpelstiltskin, sebagai gantinya Shrek harus memberikan 1 hari dari masa kecil Shrek. Liciknya Rumpelstiltskin, ia mengambil hari kelahiran Shrek dengan tujuan menguasai negeri Far Far Away, bila Shrek tidak pernah dilahirkan, maka tidak ada yang bisa mencegahnya menjadi penguasa Far Far Away, dan Shrek baru menyadarinya niat jahat tersebut belakangan alias telat. Bagi anak2 balita film ini termasuk menyenangkan, namun bagi orang dewasa film ini agak gak jelas dan membosankan. Ceritanya agak maksa dan semua karakter semakin berkurang porsi penampilannya. Menurut saya, dari semua seri Shrek, 4ever after yang paling gak seru. Semoga mereka gak ngotot untuk membuat seri yang kelima.

It's 6 outta 10 from me!


























Prince with push button dagger




















Yang sudah-sudah, bila sebuah video game diangkat ke layar lebar hasilnya pasti kacau balau, kecuali Lara Croft: Tomb Raider, yang cukup lumayan. Kini ada satu lagi video game populer yang diangkat ke layar lebar, Prince of Persia. Dengan subjudul 'The Sands of Time', disutradarai Mike Newell dan produser Jerry Bruckheimer, hasilnya tidak lebih baik dari Lara Croft. Jake Gyllenhaal adalah pangeran Dastan, anak yatim piatu yang diangkat anak oleh raja Sharaman. Bersama 2 saudara angkatnya, Garsiv dan Tus, mereka bertiga menjadi orang2 yang ditakuti di Persia. Raja mewanti-wanti agar mereka tidak menginvasi kota suci Alamut, namun menurut sang paman, Nizam, ada info intel yang mengatakan bahwa dikota tersebut ada sebuah senjata yang mematikan. Dan... diserbulah kota Alamut. Kemenangan mereka menaklukkan kota Alamut membuat putri Tamina geram dan mencoba menyembunyikan 'Dagger of Time', sebuah pisau dengan tombol yang dapat memutar balik waktu. Namun pisau tersebut malah jatuh ke tangan Dastan, yang tidak mengetahui apa fungsi pisau tersebut. Tamina berusaha meyakinkan Dastan bahwa mereka harus menjaga pisau itu agar tidak dimiliki penjahat, karena bisa menyebabkan kehancuran dunia. Kematian raja Sharaman membuat Dastan terpaksa membantu Tamina untuk menyelamatkan 'Dagger of Time'. Sesuai dengan game-nya, film ini menampilkan keahlian Parkour pangeran Dastan, melompat-lompat kesana-kemari dari gedung satu ke gedung lain. Untuk sebuah hiburan, film ini cukup menghibur walaupun durasinya terlalu panjang. Mike Newell yang membesut film Harry Potter dengan apik tampaknya tidak bisa membuat film ini lebih menarik. CGInya cukup keren dan kayaknya cuma itulah kelebihan film ini selain wajah manis Gemma Arterton.

It's 6 outta 10 from me!


Winning team called Losers





















Sebelum menyaksikan The A Team, ada baiknya menyaksikan film ini buat pemanasan, karena konsepnya kurang lebih sama. Sebuah team tentara khusus beranggotakan 4 orang yang memiliki keahlian masing-masing, ditugaskan ke Bolivia untuk sebuah misi khusus membunuh target seorang gembong panjahat. Kehadiran sekelompok anak-anak membuat mereka harus mencari cara lain untuk menghancurkan markas gembong penjahat tsb, tanpa melukai anak-anak. Dan bis sekolah adalah sarana yang cocok untuk menyelamatkan mereka. Max, komandan CIA yang memberi tugas kepada mereka, rupanya mempunyai rencana lain, yaitu membunuh mereka berempat. Namun mereka selamat walaupun nyawa anak-anak yang mereka selamatkan melayang. Terdampar di Bolivia membuat mereka mencari cara untuk kembali ke Amerika dan membalas dendam kepada Max. Kemunculan Aisha yang menawarkan apa yang mereka butuhkan menjadi jalan keluar buat mereka, kembali ke Amerika dan menemukan Max. Overall film ini cukup menarik, pas tanpa ada hal-hal yang dipaksakan. Komedinya lumayan lucu, adegan aksinya cukup seru, semuanya dengan porsi seimbang. Para aktornya juga bermain santai sehingga karakter yang mereka mainkan menjadi hidup. Adegan favorit saya adalah saat Jensen (Chis Evans) masuk ke gedung perusahaan security sambil menyanyikan lagu Don't stop believin milik Journey (bukan Glee).

It's 7 outta 10 from me!


Friday, June 11, 2010

Sex in Abu Dhabi





















Pada tahun 1998, ada sebuah serial sukses keluaran HBO berjudul Sex and The City. Bersetting di kota New York, menceritakan kisah cinta (dan keluhan seksual) 4 orang wanita yang bersahabat karib. Tahun 2008 muncul versi layar lebarnya. Walaupun di cela habis-habisan oleh kritikus, secara finansial film tsb cukup sukses, tinggal menunggu waktu saja untuk kehadiran sequelnya. Di 2010 inilah sequel tsb hadir demi mengulang sukses (baca: menghasilkan uang). 4 sekawan ini (yang sudah tidak muda lagi) sudah memiliki kehidupan yang berbeda dengan cerita pendahulunya, dan ceritanya masih berpusat pada Carrie (Sarah Jessica Parker). Carrie, Amanda & Charlotte merasa butuh refreshing dari dunia rumah tangga mereka, kebetulan Samantha mendapat tawaran menjadi tamu VIP dari seorang sheik dan diundang ke Abu Dhabi. Samantha setuju asalkan dibolehkan membawa 4 sahabat karibnya, dan berangkatlah mereka demi melupakan masalah mereka di rumah (untuk mendapat masalah baru di Abu Dhabi). Menurut saya film ini biasa saja, bahkan lebih parah dari film pertamanya. Mungkin hanya fashionista sejati yang bisa menikmatinya dengan senang, lha wong banyak pakaian dan aksesoris dari perancang ternama di sepanjang film. Adegan pembukanya cukup menarik perhatian, sebuah pernikahan gay yang dipimpin Liza Minneli sekaligus menjadi wedding singernya, wow!

5 Outta 10 From me!











Saturday, May 22, 2010

Nightmare with Freddy!
















Saat film Halloween di remake oleh Rob Zombie, ternyata hasilnya lebih bagus dari versi Originalnya, walaupun sequelnya ternyata jelek. Saat ada info bahwa film Nightmare on Elm Street juga akan ada remakenya, semua fans horor berharap sang sutaradara, Samuel Bayer bisa membuat film ini lebih bagus dari versi Originalnya. Well, kami semua kecela dan kecewa berat.

Sekelompok remaja bermimpi buruk dan mimpi mereka memiliki kesamaan, hadirnya seorang pria bertopi dengan wajah rusak terbakar, berkaos garis2 merah dan memiliki tangan gunting bernama Freddy Krueger. Dan satu persatu remaja itu mati mengenaskan dalam tidur mereka. Nancy & Quentin yang tidak ingin mati konyol berusaha mencari tahu siapa sebenarnya Freddy dan mengapa ia membunuh mereka dalam mimpi. Jawabannya terletak pada masa lalu mereka saat masih sekolah TK di kota tersebut.

Film ini memang jadi pengobat rindu franchise Freddy Krueger. Walaupun Freddy sempat tampil (membosankan) dalam film Freddy vs Jason, kehadiran kembali Freddy dalam mimpi di Elm Street sangat dinantikan penggemarnya. Sayang hasilnya kacau balau bila dibandingkan versi asli buatan Wes Craven sang kreator. Padahal campur tangan Michael Bay di kursi produser harusnya bisa mengangkat kualitas film ini. Sayang sekali...

It's 5 outta 10 from me!




Tuesday, May 18, 2010

Ass Kicked




















"At some point in our life, we wanna be a superhero..." and i completely agree with that! Siapapun (kemungkinan besar) pernah membayangkan dirinya seperti superhero. Bila Anda tidak punya kekuatan super, Anda bisa menjadi 'Hero' saja. Dan itulah yang dilakukan Dave (Aaron Johnson) untuk menjawab semua kegusarannya terhadap dunia kriminal yang ada disekelilingnya.

Bercerita tentang seorang remaja yang ingin mencoba membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, dengan cara membeli kostum aneh (yang mirip green condom) dan berusaha menolong orang lain dari kejahatan. Berhubung Dave tidak punya kekuatan super (just trying to be a hero) maka sudah bisa ditebak, ia babak belur dihajar para kriminal. Namun pada suatu saat, kegigihan ia membela seorang asing yang sedang dikeroyok membuat ia (menamakan dirinya Kick Ass) tenar seantero jagad, karena rekaman perkelahiannya diupload di Youtube dan disaksikan jutaan orang. Kehadiran Kick Ass menginsipirasi orang lain untuk tampil ala superhero dan membuat mafia narkoba kota New York gusar. Akhirnya Kick Ass diburu untuk dibunuh, tapi (pastinya) dengan bantuan rekan2 lain (hit Girl & Big daddy yang benar2 layaknya super) mencoba melawan, dan akhirnya...... ya Anda musti saksikan sendiri filmnya.

Overall film ini biasa saja, tidak ada yang terlalu menarik atau menonjol (kecuali karakter Hit Girl). Film ini cukup menghibur bagi yang suka dengan komedi + kekerasan, walaupun banyak karakter (mirip) superhero, film ini bukan tontonan yang baik buat anak2 kecil, karena banyaknya kata2 kasar dan muncratan darah dimana-mana. Pernahkah Anda melihat seorang gadis cilik berumur 11 tahun yang mahir menggunakan pisau lipat & pistol otomatis serta bisa membunuh puluhan pria bersejata layaknya Trinity di film The Matrix? Hit Girl akan memperlihatkan pada Anda bahwa anak 11 tahun tidak bisa dianggap enteng!

It's 6 outta 10 from me!


















Not Robin Hood














Siapa sih yang tidak kenal Robin Hood? Sebagai salah satu penjahat paling charming di dunia Robin Hood merupakan legenda Inggris populer yang termasuk sering diangkat kelayar kaca maupun layar lebar. Setelah Kevin Reynolds sukses mengarahkan Kevin Costner dalam film "Robin Hood : Prince of Thieves" (masih ingat lagu 'Everything i do'nya Bryan Adams?), kini Ridley Scott yang pernah sukses dengan film Gladiator, kembali mengarahkan Russell Crowe sebagai Robin of the Hood.

Film ini menceritakan Robin Hood SEBELUM ia menjadi Robin Hood. Robin Longstride adalah pemanah handal yang ikut berperang bersama raja Richard 'The Lionheart', namun saat raja Richard tewas, Robin bersama teman2nya kabur untuk kembali ke rumah. Diperjalanan ia bertemu Robert Loxley yang tewas dan meminta Robin mengembalikan pedangnya ke Nottingham untuk diberikan kepada ayahnya, Sir Walter Loxley. Di Nottingham Robin malah diminta untuk berpura-pura menjadi anaknya agar tanahnya tidak diambil oleh Sheriff of Nottingham dan raja John. Ketamakan raja John yang ingin menarik pajak dengan gila-gilaan membuat para bangsawan geram dan ingin menjatuhkan sang raja, padahal salah satu personil kerajaan telah berkhianat dan bersekongkol dengan raja Philip dari Perancis untuk menjatuhkannya. Namun Robin berhasil meyakinkan para bangsawan untuk saling bersatu melawan raja Perancis demi mempertahankan tanah Inggris, dengan janji raja John untuk memberi kebebasan pajak bagi rakyat Inggris.

Overall film ini cukup bagus terutama untuk sinematografinya. Walaupun agak membosankan dan berbeda dari gambaran Robin Hood yang sudah kita kenal, film ini menawarkan perspektif baru tentang siapa Robin Hood. Lupakan semua film Robin Hood yang pernah Anda saksikan sampai film ini berakhir, film ini meruapakan sequel kisah Robin Hood yang kenal.

It's 7 outta 10 !

Saturday, May 15, 2010

Iron Man 2













Masih ingat dengan film Iron Man? Menurut saya film Iron Man pertama adalah salah satu film superhero terbaik yang pernah saya lihat. Bulan Mei 2010 muncul sequelnya Iron Man 2, dan kemunculannya di Indonesia ternyata 1 minggu lebih cepat dari tanggal rilis di Amerika. Kenapa? menurut saya sih karena takut dibajak! Kita semua tahu bahwa orang Indonesia sangat kreatif dalam urusan bajak membajak bukan? Pihak distributor sangat memahami hal itu, walaupun saya yakin film ini tetap dibajak oleh orang2 yang tidak bertanggung jawab.

Masih dengan team yang sama dengan film pertama, Sutradara Jon Favreau kembali mengarahkan Robert Downey Jr. dan Gwyneth Paltrow dalam salah satu sequel paling dinanti tahun 2010 ini. Bersetting 6 bulan setelah Tony Stark (Downey Jr.) mengumumkan dirinya adalah Iron Man, seorang penjahat (jenius) dari Rusia, Ivan Vanko (diperankan dengan cool oleh Mickey Rourke), mencoba membalas dendam kematian ayahnya yang pernah bekerja untuk Howard Stark, ayahnya Tony Stark. Tidak hanya itu, pemerintah melalui Justin Hammer (Sam Rockwell) juga berusaha melucuti Iron Man yang dianggap berbahaya bagi masyarakat. Dan sialnya alat yang selama ini menempel di dada Tony untuk menopang hidupnya ternyata perlahan-lahan membunuh dirinya karena racun dari alat tersebut menyebar ke seluruh tubuh. Lalu bagaimana Tony/Iron Man menghadapi semua masalah yang bertubi-tubi itu? Apakah ia akan berhasil mengalahkan musuh-musuhnya? Ya Iyalah....!

Jujur saya agak kecewa dengan sequel Iron Man ini. Film ini tidak jelek, selama 124 menit Anda akan terhibur dengan aksi dan spesial efek yang seru. Tapi bila dibandingkan dengan film pertamanya, maka film ini termasuk buruk (walaupun tidak separah Transformers 2: Revenge of the fallen yang kacau balau). Kita (fans Iron Man) mengaharapkan sesuatu yang baru dari sequel ini, namun kita hanya bisa melongo sampai film berakhir karena yang saya tunggu2 muncul, sepertinya ada sesuatu yang hilang gitu :). Tapi ya sudahlah, lumayan kok buat hiburan.
It's 7 outta 10 !


Time Machine in a hot tub






















Pernahkah Anda berfikir untuk kembali ke masa lalu, menggunakan mesin waktu dan memperbaiki kesalahan2 Anda sebelumnya? Bila Jawaban Anda YA, maka saksikanlah film komedi yang satu ini!

Hot Tub Time Machine adalah film komedi tentang kaum pria yang kesepian. Gara-gara Lou (Rob Corddry) mencoba bunuh diri di garasi, teman2nya, Nick (Craig Robinson) dan Adam (John Cusack) mencoba membantu dengan cara mengajak Lou bernostalgia ke villa tempat mereka pernah bersenang-senang saat remaja. Dengan membawa Jacob (Clarke Duke), keponakan Adam yang lebih suka bergaul dengan komputer, mereka tidak menemukan apa yang mereka cari di Villa tsb. Saat mereka berendam di Hot tub, tanpa mereka sadari waktu berjalan mundur ke tahun 80an. Kekagetan di awal berubah menjadi keteguhan untuk merubah nasib mereka agar punya masa depan yang lebih baik (ingat Butterfly Effect?)

Komedi ini lumayan lucu walaupun banyak hal yang tidak masuk akal dan terasa dipaksakan. Mohon kesampingkan logika Anda untuk sementara saat menyaksikan film ini. Duduk dan nikmati tanpa perlu berfikir keras. Untuk sebuah hiburan, film ini cukup menghibur, terutama bila Anda pernah merasakan kejayaan tahun 80an :)

It's 7 outta 10 !



The Men Who Stare at The Goats













BBC Films membawa Grant Heslov untuk mengomandani sebuah film komedi satir berjudul The Men Who Stare At Goats. Dibintangi aktor2 favorit saya, George Clooney, Jeff Bridges, Ewan McGregor dan Kevin Spacey. Dan mereka semua memberikan penampilan yang sangat baik.

McGregor adalah Bob, seorang jurnalis yang tertimpa sial karena belum pernah mendapat berita yang hebat dan ditinggal istrinya yang ingin menikah dengan bosnya (editor tempat Bob bekerja). Dengan perasaan kecewa pergilah ia mencoba mencari berita yang spektakuler di... Irak. Alih-alih mendapat berita bagus, ia malah betemu Lyn (Clooney) seorang tentara yang sedang dalam misi rahasia, saking rahasianya ia pun tak tahu harus pergi kemana. Perjalanan Bob & Lyn di Irak membuahkan sebuah cerita menarik untuk diangkat Bob ke publik, walaupun akhirnya tidak seperti apa yang diharapkan Bob, namun paling tidak ia pribadi mendapat pelajaran yang sangat berharga, bahwa ia adalah seorang ksatria Jedi.

Cerita tentang operasi rahasia yang dijalankan militer Amerika bukanlah suatu hal yang asing, namun film ini menampilkan sesuatu yang berbeda (dan cukup aneh) serta menarik. Anda akan melihat bagaimana seorang tentara dilatih untuk menjaga perdamaian dengan cara berjoget, dan membunuh seekor kambing hanya dengan mempelototinya.

Penampilan McGregor tenggelam dengan kharisma George Clooney dan Jeff Bridges, sedangkan Kevin Spacey berhasil mencuri perhatian dengan performanya yang cukup brilian. Overall film ini layak tonton (gak perlu di bioskop sih) dan perlu dikoleksi DVDnya.


It's 7 outta 10 !

The Return!

Setelah hampir 2 tahun absen, sekarang gue mulai dari awal lagi. Here it is...!